Jakarta (Antara Bali) - Ketua Komisi I DPR, Abdul Kharis Almasyhari
menilai pengadaan satelit pertahanan negara sangat mendesak karena
selama ini Indonesia menggunakan satelit sewa dari negara lain sehingga
rawan untuk dimata-matai pihak asing.
"Satelit pertahanan itu sangat penting, karena selama ini kita masih sewa (dari negara lain)," katanya di Jakarta, Jumat.
Dia menilai, satelit pertahanan, sangat penting, agar seluruh
komunikasi, data dan informasi pertahanan Indonesia benar-benar aman.
Karena itu menurut dia, Indonesia harus memiliki satelit pertahanan
sendiri untuk menjami seluruh komunikasi, data dan informasi pertahanan
dalam negeri.
"Saya nilai secure dengan kita memiliki satelit sendiri. Disamping itu juga dalam rangka mengamankan orbit 123 BT," ujarnya.
Politikus PKS itu menilai selama ini komunikasi, data dan informasi
pertahanan Indonesia belum aman karena masih menggunakan satelit
pertahanan sewa dari negara lain.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi I DPR, Asril Hamzah Tanjung
mengatakan DPR dan pemerintah sepakat untuk membeli satelit pertahanan
negara yang pengadaannya maksimal tahun 2018 ini tercapai sebab
menurutnya satelit pertahanan sangat urgensi.
"Intinya selama ini kita memakai satelit asing untuk kepentingan
keamanan negara. Itu seharusnya kita bisa punya sendiri yang bisa kita
atur operasionalnya secara bebas karena ini menyangkut ketahanan dan
pertahanan negara," kata Asril di Jakarta, Rabu.
Asril mengatakan kesepakatan itu diambil berdasarkan rapat kerja
yang beberapa kali diadakan, dan semua pihak menyetujui pengadaannya
baik itu Menteri Keuangan selaku pengucuran dananya dan Menteri
Komunikasi dan Informatika selaku pengatur hak patennya.
Menurut dia, apabila masih menyewa satelit pertahanan dari negara
lain maka negara lain yang mengoperasikannya dan tentu akan berbahaya
untuk keamanan nasional Indonesia.
Selama ini Indonesia meminjam negara lain seperti Australia dan
Amerika Serikat dengan sistem sewa dan selain itu, kerap kali Indonesia
memanfaatkan satelit komunikasi Garuda-1 milik Asia Cellular Satellite
buatan Lockheed Martin AS.
Namun satelit Garuda-1 kini telah digeser dengan alasan ada
sistemnya yang tidak beres sehingga harus segera diisi yang baru.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan satelit
pertahanan akan ditaruh di jalur orbit satelit di 123 bujur timur.
Dia mengatakan, dirinya akan membantu mengkomunikasikannya dengan
pemerintah negara lain dalam forum Internasional Telekomunikasi Dunia
(ITU) dan menegaskan pihaknya tidak berwenang dalam pengadaannya. (WDY)
DPR Menilai Pengadaan Satelit Pertahanan Mendesak
Jumat, 30 September 2016 14:54 WIB