Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi
WIB) karena kenaikan teknikal, meskipun dolar AS lebih kuat dan data
ekonomi bervariasi.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 2,3
dolar AS, atau 0,17 persen menjadi 1.326,00 dolar AS per ounce.
Sebuah kenaikan teknikal telah mendukung emas, meskipun indeks dolar
AS menguat 0,16 persen menjadi 95,58 pada pukul 18.00 GMT. Indeks
adalah ukuran dari dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti
jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur
dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.
Emas berada di bawah tekanan karena laporan klaim pengangguran awal
Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis pada Kamis menunjukkan klaim
awal meningkat hanya 3.000 klaim ke tingkat 254.000.
Para analis mencatat bahwa meskipun terjadi peningkatan klaim,
investor menilai laporan itu lebih baik daripada perkiraan, mendorong
para investor menjauh dari "safe haven" logam mulia.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada
Kamis, menunjukkan perdagangan internasional dalam barang lebih baik
dari yang diperkirakan sehingga neraca perdagangan meningkat menjadi
lebih baik dari perkiraan negatif 58,4 miliar dolar AS, dengan ekspor
meningkat 0,7 persen dan impor meningkat sebesar 0,3 persen.
Investor percaya The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75
selama pertemuan FOMC Desember. Menurut alat Fedwatch CME Group,
probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke
0,75 adalah delapan persen pada pertemuan November 2016, dan 56 persen
pada pertemuan Desember 2016.
Perak untuk pengiriman Desember naik 6,7 sen, atau 0,35 persen
menjadi 19,188 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman November
menambahkan 8,5 dolar AS, atau 0,83 persen ditutup pada 1.030,8 dolar AS
per ounce, demikian Xinhua melaporkan. (WDY)
Harga Emas Naik Tipis Setelah Laporan Data Ekonomi AS
Jumat, 30 September 2016 11:37 WIB