Jenewa, Swiss (Antara Bali) - Fenomena cuaca El Nino terkini, yang
merupakan salah satu yang terkuat dalam catatan, telah berakhir tetapi
bisa berganti dengan cuaca buruk akibat La Nina dalam beberapa bulan
mendatang menurut badan meteorologi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),
Kamis (28/7).
"Indikator atmosfer yang menunjukkan pola El Nino
kuat pada awal 2016 kembali mendekati rata-rata normal pada Juni dan
Juli," kata Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO) seperti dikutip kantor berita AFP.
El Nino memengaruhi pola curah hujan dan menyebabkan kekeringan serta kebanjiran.
Saat
fenomena tersebut surut, tren pendinginan Pasifik yang dikenal dengan
El Nina biasanya bermula, dan sering kali menyebabkan peningkatan curah
hujan, badai dan salju di seluruh dunia.
La Nina mungkin berkembang di kuartal ketiga tahun ini, tetapi kemungkinan akan lemah menurut WMO.
Badan meterorologi itu memperkirakan fenomena La Nina kali ini hanya moderat, tidak kuat seperti yang terjadi tahun 2010-2011.
Enam
bulan pertama tahun ini adalah yang terpanas dalam catatan sejarah,
menjadikan 2016 sebagai tahun terpanas meski pola La Nina mungkin akan
berkembang.
El Nino terjadi setiap empat hingga lima tahun
sekali. Versi terkini sudah menyebabkan 60 juta orang di seluruh dunia
"membutuhkan bantuan mendesak", khususnya di Afrika, kata Stephen
O'Brien, wakil sekretaris jenderal PBB untuk urusan kemanusiaan dan
bantuan, pada April. (WDY)
Pola Cuaca El Nino Terkini Sudah Berakhir Menurut PBB
Jumat, 29 Juli 2016 10:12 WIB