Jakarta (Antara Bali) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan proyeksi defisit anggaran pada RAPBN 2018 sebesar 2,19 persen
terhadap produk domestik bruto merupakan keinginan pemerintah untuk
menciptakan APBN yang semakin sehat.
"Ini menggambarkan keinginan untuk menciptakan APBN yang semakin
sehat, namun fungsi stabilisasi, alokasi, dan distribusi masih bisa
dijalankan penuh," kata Sri Mulyani dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Menkeu
mengatakan turunnya asumsi defisit anggaran ini juga berupaya untuk
menyelesaikan persoalan utang dan keseimbangan primer, agar tidak lagi
terlalu membebani APBN.
"Dengan defisit yang lebih rendah maka concern mengenai
utang bisa kami selesaikan. Memang ini tidak bisa kami rem secara
mendadak. Keseimbangan primer juga masih ada, tapi kurangnya mulai
separuh dibanding 2017," katanya.
Ia memastikan target defisit anggaran yang lebih rendah
dibandingkan periode 2016 dan 2017 ini bisa memberikan pesan kepada
masyarakat bahwa tren pembiayaan saat ini sudah semakin sehat.
Proyeksi defisit anggaran 2,19 persen terhadap PDB dalam RAPBN 2018
tercatat lebih rendah dari pencapaian defisit anggaran pada 2016
sebesar 2,49 persen terhadap PDB dan sebesar 2,67 persen terhadap PDB
dari proyeksi pada akhir 2017.
Sementara itu, neraca keseimbangan primer pada RAPBN 2018
diperkirakan mencapai Rp78,4 triliun atau lebih rendah dari proyeksi
pada 2017 sebesar Rp144,3 triliun.
Strategi pembiayaan utang pemerintah di 2018 antara lain dengan
meningkatkan efisiensi biaya utang, mengoptimalkan fasilitas pinjaman
tunai, mendorong peran masyarakat di pasar obligasi serta mengelola
pinjaman luar negeri secara selektif.
Pemerintah juga akan berhati-hati untuk terus menjaga rasio utang
pada kisaran 27 persen-29 persen terhadap PDB serta menggunakan utang
tersebut hanya untuk kegiatan produktif seperti infrastruktur.(WDY)
Defisit 2,19 Persen Ciptakan APBN Sehat
Senin, 21 Agustus 2017 16:30 WIB